Sunday, 14 February 2010

Sistem bus kota umum di turki


Kalau kita mau jalan ke suatu tempat dengan menggunakan bus kota, jangan khawatir dengan supir yang suka nge-rem mendadak atau menurunkan penumpang di sembarang tempat. Insya Allah, di Turki supirnya cukup disiplin dalam menurunkan dan mengambil penumpang. Karena supir tidak akan berhenti di tempat sembarangan selain di halte bus!!! Dan bagi yang naik ataupun turun tidak perlu khawatir akan berdesakan satu sama lain, karena setiap bus selalu ada 2 pintu atau 3... pintu depan hanya untuk yang naik dan pintu belakang atau tengah hanya untuk yang turun.

Setiap bus hanya ada seorang supir yang mengendarakan bus. Nah, terus bagaimana dengan membayar ongkosnya? Biasanya bagi orang yang sering menggunakan bus dalam kota, bisa menggunakan kartu yang telah di sediakan oleh walikota setempat, namanya Kent Kart. Kartu ini mirip seperti kartu kredit atau kartu telephone gesek tapi bisa di isi ulang seperti pulsa. Kartu ini bisa di isi ulang di beberapa toko atau tempat yang mempunyai fasilitas isi ulang "kent kart".


 Setiap orang yang naik bus pasti akan bertemu supir dulu di pintu depan, jadi setiap orang harus antri untuk menunjukkan kartunya pada mesin yang sudah di sediakan disamping pak supir. Bagi yang tidak memiliki kartu, tinggal bayar beberapa lira ke pak supirnya langsung. Praktis and simple banget !!!


Kalau mau turun gimana dong nggak ada kenek atau duduknya di belakang banget jauh dari supir? jangan khawatir... setiap bus pasti ada tombol "STOP" di beberapa titik. Jadi tinggal pencet aja tombolnya, dan bus akan berhenti di halte yang di maksud. Ada satu hal yang harus di ingat, kalau mau mencet tombol jangan mendadak pada saat kita mau turun, jadi harus persiapkan diri dulu dan pencet tombolnya beberapa meter sebelum haltenya mendekat. Kalau kita mencet pada saat di depan haltenya, besar kemungkinan kita harus turun di halte berikutnya.



Oh ya... Ada beberapa aturan yang harus di patuhi oleh penumpang selama di dalam bus, tidak boleh merokok dan tidak boleh menyalakan hand phone (HP). Jadi bagi yang mempunyai kebiasaan merokok dalam bus, sudah pasti akan di omongin sama orang-orang dalam bus kalau masih bandel besar kemungkinan di usir dalam bus. Kalau HP tanpa kita sadari ternyata dalam posisi ON trus ada yang menelepon jangan buru-buru di angkat, di reject atau tolak dulu baru setelah turun dari bus kita bisa telephon balik orang yang bersangkutan. Biasanya ada juga yang bandel nelephon di dalam bus, pasti ada penumpang lain yang menegur untuk mematikan hand phonenya.

But so far so good jalan-jalan dengan menggunakan angkutan atau bus umum di Turki. Untuk masalah biaya, jauh dekat sama aja harganya! Murah, aman dan yang pasti menyenangkan ;-)

Cara membaca Al Qur'an di Turki



Sebetulnya semua isi surat dan ayat Al Qur'an di seluruh dunia adalah sama, tidak ada penambahan atau pengurangan. Bahkan para muadzin yang mengumandangkan adzan juga sama di awali dengan takbir dan di akhiri dengan La ilaha ilallah. Tapi pengalamanku pas beberapa kali mengikuti acara ramadhan di mesjid Turki atau beberapa pengajian ibu-ibu di sini, kayaknya cara pengucapannya cukup berbeda, kalau kita dengarkan dengan teliti sih sebetulnya sama :-D.

Pernah suatu saat aku ikut program ramadhan membaca Al Qur'an satu juz per hari setiap bada dzuhur di mesjid dekat rumah. Waktu awal ikutan datangnya agak telat karena saat itu sedang hamil muda, jadi cukup repot nunggu badan fit setelah morning sick menyerang. Setibanya aku di mesjid, ternyata imam mesjid sudah memulai bacaannya di salah satu juz. Kebetulan para wanita yang ikutan program ini sudah berusia lanjut semua, aku perhatikan hampir rata-rata di atas 40-an ke atas. Nah di samping aku ada satu ibu-ibu yang berusia sekitar 50-an, aku tanya beliau ayat ke berapa ya? dia ngomong turki, jelas dong aku nggak ngerti, akhirnya aku nengok terus ke Al Quran dia akhirnya dia menyodorkan Al Qur'an nya supaya bisa aku intip ayat berapa.


Setelah selesai, ibu yang di sebelahku nanya-nanya.. asal dari mana? ke turki ngapain? kayaknya bagi mereka aku ini cukup aneh, secara masih muda di mesjid mana pesek dan sipit pula. Trus tanya Al Quran kecil yang aku bawa "itu Al Quran-nya bahasa Arab ya, atau bahasa Indonesia?" waduhh apa maksudnya ya. Aku jawab aja bahasa Arab. Aku pikir bukannya semua Al Quran dalam bahasa arab, kenapa tanya pake bahasa arab atau bukan ya.

Ternyata aku baru ngeh pas salah satu ibu yang cukup berusia lanjut juga datang menghampiri bawa Al Quran gede tapi isinya bahasa turki nggak ada huruf arab sama sekali. Jadi, ternyata disini mereka membuat Al Quran khusus versi bahasa turki bagi orang yang nggak bisa membaca huruf arab. Di Indonesia juga ada sih tapi biasanya huruf arabnya di cantumkan, trus bacaan latinnya di bawahnya. tapi kalau yang ini nggak ada huruf arabnya sama sekali. 



Nah... pas aku perhatikan isinya, misal aku ingin membaca surat al Fatihah, huruf latinnya cukup berbeda tapi pengucapannya hampir sama. misalkan : "alhamdulillahi rabbil 'alamin" versi turkçe (bahasa turki) menjadi "elhamdulillahi rabbil alamin". Jadi hampir kebanyakan kalimat yang ada huruf alifnya, biasanya kita ucapkan dengan "a" disini di tulisnya menjadi "e". Tapi kalau aku perhatian imam yang membaca, sebetulnya nggak membaca "e" tapi mirip ke "a". seperti kalimat "amin" pengucapannya sama persis, tapi di tulisnya "emin". Dalam mengeja huruf hijaiyahpun begitu, misalnya huruf "alif" kalau di turki di tulisnya "elif".



Jenis Al Quran yang beredar disini cukup beragam, ada yang huruf arabnya saja, ada yang dengan terjemahannya, ada yang pake huruf arab dengan pengucapan latinnya dan juga terjemahannya, dan ada juga yang memakai tulisan latin pengucapannya dalam bahasa turki saja (tidak ada huruf arabnya) dan juga tidak ada terjemahannya. 

Subhanallah ... begitu banyak ras manusia yang di ciptakan, begitu banyak pula bahasa yang ada tapi tetap satu akidah dalam tersebar di bumi-Mu. Allahu Akbar....

Thursday, 11 February 2010

Cara menjamu tamu ala Turki

Tentunya kita pernah mendengar pepatah yang mengatakan kalau ada tamu, maka tamu adalah raja. Dan dalam ajaran Islam pun, tamu memang harus di perlakukan istimewa. Pengalamanku beberapa kali bertamu ke sanak saudara family atau teman-teman suami cara menjamu tamu hampir sama. Jamuannya pun cukup unik, dan kalau menurutku cukup merepotkan (untuk bagi orang yang malas seperti aku).

Biasanya setiap tamu yang datang selalu di suguhkan makanan kecil (snack) dalam piring dan turkish tea yang khas dengan gelas kecil. Tiap orang di berikan satu piring yang berisi beberapa makanan snack khas turki seperti borek yang rasanya asin mirip seperti pastel martabak, dan kue cake yang rasanya manis, trus di gabung dengan makanan lainnya.


Untuk temannya pasti selalu di suguhkan teh khas Turki dengan cangkir kecil yang rasanya cukup pahit untuk ukuranku. Dan kalau tuan rumah melihat salah satu gelas teh tamunya ada yang kosong, cepat-cepat mereka ambil untuk di isi kembali. Jadi, kalau misalnya ada tamu 7 orang yang datang dan mereka suka sekali dengan teh dapat di bayangkan bagaimana sibuknya tuan rumah mengambil gelas satu-satu dan di ambilkan tehnya ke dapur.


 Poci untuk tehnya pun ada dua tempat, yang satu di bawah untuk air putih biasa dan satunya lagi bagian atas untuk tehnya. Jadi kalau kita mau menuangkan tehnya, masukkan dulu teh kental bagian atas terus masukkan air putih biasa. Jadi, selama tamu masih di rumah tuan rumah, kompor akan tetap menyala dengan api kecil sekedar membuat teh tetap panas. Ingat! Jangan sekali-kali menyuguhkan teh hangat untuk orang Turki, mereka akan bilang teh ini dingin, padahal menurut ukuran kita itu sudah cukup panas. Jadi kalau ukuran teh panas menurut orang  Turki harus betul-betul panas yang langsung dari kompornya. Itulah uniknya menuangkan teh turki, gambar di bawah ini salah satu contoh poci tehnya.
Dan kalau biasanya tamu akan di berikan sandal rumah, yaitu sandal buat di pakai di dalam rumah. Apalagi kalau musim dingin, dapat di pastikan tuan rumah akan sedikit memaksa kita untuk memakai sandal karena khawatir kita sebagai tamu akan kedinginan yang kemudian berujung sakit. Tapi, mungkin kalau bagi kita orang Indonesia (khususnya aku) jarang sekali kita pakai sandal dalam rumah kecuali memang terbiasa. So... mau coba menjamu ala Turki? selamat mencoba menjamu tamu dengan budaya Turki ;-)

Sunday, 7 February 2010

Persiapan musim dingin


Alhamdulillah... akhirnya kami sudah menginjakkan kaki kembali di kota Izmir minggu kedua desember 09. Tapi sebelumnya kami menginap di Istanbul selama 2 hari di salah satu rumah teman. Saat kami sampai di Turki, kami di sambut dengan cuaca dan temperatur udara yang hampir sama dengan freezer lemari es bbbrrrrrrrrr dinginnn nya, tapi salju belum turun. Nah, pas kita sampai ke rumah di izmir, cuacanya menurutku malah lebih hangat daripada istanbul. Luck of me :-)

Udah seminggu koper di biarkan tergeletak di kamar, betul-betul nggak ada mood untuk beres-beres bongkar semua barang yang ada di koper. Akhirnya pas ada mood baru, baru lah take action bongkar koper dan bongkar lemari termasuk laci-lacinya. Jadinya yah sekalian juga beberes memasuki musim dingin nanti selama 3 bulan.

Loh koq? musim dingin harus ada persiapannya ya? tentu dong! Baju yang biasa kita pakai dengan bahan katun tipis, celana dan rok katun harus di simpan di lemari atau kalau ada tas lebih simpan di tas, karena musim dingin bahan pakaian yang nanti kita pakai berbeda misalnya sweater, baju hangat, polyster dan bahan tebal lainnya, belum lagi jaket tebal kalau kita keluar rumah beserta sepatu boot yang tebal pula... bisa bayangkan bagaimana gaya busana kalau masuk musim dingin :-D. Repot juga hidup di negeri yang mempunyai 4 musim, ternyata kita harusnya bersyukur dengan adanya 2 musim seperti di Indonesia.

Kebetulan karena anakku zeynep belum genap umur 1 tahun juga harus di persiapan "yelek" nya. Yelek artinya rompi rajutan dari bahan wool. Padahal kayak kemarin ya aku kemas dimasukkin dalam tas kain semua rompi itu, dan sekarang harus di bongkar lagi. Mudah-mudahan anakku nanti enggak sakit karena kedinginan di winter sekarang.


Persiapan yang lainnya selain pakaian, di dalam rumah juga harus di sediakan indoor heaters atau pemanas ruangan. Ada berbagai jenis pemanas yang di tawarkan di pasaran, tinggal sesuaikan dengan kondisi dan tentunya kemampuan keuangan kita. Karena kalau yang pakai elektrik, otomatis kita harus siap-siap dengan tagihan listrik yang membludak, tapi kalau pakai pemanas yang tradisional kita harus siap kayu atau bahan lainnya yang bisa di bakar, dan jangan lupa setiap malam sebelum tidur apihnya harus dimatikan, kalau enggak gas karbondioksida dari pemanas akan tersembur ke dalam ruangan dan mengakibatkan keracunan pada anggota keluarga yang ada di rumah.


Yang lainnya... oh ya, waktu shalat juga lebih cepat dari hari-hari biasa, tapi shalat subuh rada telat biasanya mulai jam 6-an. Nanti juga seiring berjalan waktu, jadwal shalat bakal mundur lagi ke normal trus nanti mendekati musim panas (summer) bakal semua mundur seperti adzan magrib baru terdengar jam 9. Jadi kalau musim dingin jangan tunda kalau mau shalat, karena waktu nggak terasa, tahu-tahu setelah kita melaksanakan aktivitas sudah masuk ke waktu shalat berikutnya. Dan jangan khawatir tentang air wudhu yang dingin juga, biasanya setiap kamar mandi disini suka ada pemanasnya juga loh... so don't worry be happy ;-)

Welcome winter... selamat datang musim dingin.