Yang dimaksud pengantin disini adalah orang Turki asli loh ya, bukan gelin yabancı (foreigner bride). Jadi tulisan kali ini aku ambil dari hikmah perjalananku bulan agustus tahun kemaren 2009 pas mengunjungi keluarga besar bapak mertuaku di kota Ereğli-Zonguldak (di dekat Laut Hitam). Betul-betul turki itu sangat beragam adat dan budaya, bahkan cara aksen berbicaranya pun berbeda-beda, padahal sama-sama pake bahasa Turki. Kalau menurut orang Sunda mah, bahasana mah sami basa sunda tapi logatna rupi-rupi... aya logat sunda garut, sumedang, cirebon, cimuncang, soreang jeung nu sejena hihihi :-D
Back to topik... waktu itu aku berkunjung ke Ereğli untuk silaturahmi dan sekalian menghadiri pernikahan salah satu anaknya paman suami. Aku, anakku dan mertua tinggal disana sekitar dua minggu lebih. Sebelum di adakan pernikahan, malamnya di adakan "kına gecesi" (read: keuna gejesi) alias Henna night. Acara awalnya nya di mulai bada magrib menjelang malam. Kami datang siang, karena harus ikut kumpul-kumpul dan silaturahmi dulu dengan tuan rumah dan kerabat yang lainnya. Satu persatu di perkenalkan, dan aku di bawa masuk ke kamar pengantin.
Pas masuk ke kamarnya... ajeee gilee... di kamar tersebut di pajang hasil buah karya sang "gelin", jadi katanya menurut adat, gadis yang mau di nikahi harus mempersembahkan buah karyanya kepada pihak keluarga mertua. Katanya sebagai tanda bahwa gadis itu layak menjadi istri yang akan menjaga anak laki-lakinya nanti. Dan si gelin ini juga katanya minta "emas" nya dengan harga yang tinggi loh, aku sendiri nggak tahu berapa persisnya. Tapi masya Allah... melihat hasil karyanya kerudung yazma di rendain sendiri ada 50 buah, terus handuk di sulam sendiri, beberapa set taplak dan bantal kursi hasil sulaman sendiri juga.. ck... ck... ck... wanita turki gitu loh! Daku mah mending beli, ngapain di toko-toko banyak yang jual kalau nggak di beli :-P
Kita berangkat dari rumah sang "damat" (calon mempelai pria) ke rumah sang "gelin" (calon mempelai wanita), terus di jamu sebentar di rumah orang tuan sang gelin. Setelah itu, rombongan pergi ke lapangan terbuka sambil di arak-arak penabuh gendang atau di sebut "davul". Biasanya pemain musik "davul" ini ada 3 orang dan semuanya pakai rok warna merah atau genjreng dan banyak manik-manik mengkilapnya gitu... hihihi lucu pokoknya kalau lihat langsung.
Setelah kita sampai di lapang kedua calon mempelai duduk di sebuah meja yang telah di sediakan, dan musik turki langsung di putar. Awalnya calon mempelai berdansa di tengah lapang, trus di susul dengan keluarga dan kerabat... dan nggak lama setelah itu beberapa orang penonton dan tamu undangan langsung masuk juga ke tengah lapang untuk dansa. Selang beberapa lagu di putar, mulai lah acara pemakaian heena pada sang gelin. Sang gelin di bawa ke tengah lapang dan duduk di kursi, semua keluarga kerabat dan teman wanita saja yang boleh mengelilingi sang gelin. Pada saat pemakaian heena, lagu tradisional turkipun berdendang, katanya lagu itu kurang lebih artinya semacam mengingatkan sang gelin akan masa-masa lajangnya dan statusnya akan berubah menjadi seorang istri.
Setelah pemakaian heena selesai, ibu-ibu atau tamu undangan yang akan memberikan hadiah untuk sang gelin langsung datang ke MC atau pembawa acara yang memandu di situ. Uniknya di sebutkan kepada umum dengan microphone siapa yang memberi hadiah dan hadiahnya berupa apa... ck... ck... ck... Misalnya: Ibu Ijah memberikan hadiah satu set panci.... Bibi Oneng memberikan hadian uang 50 lira... dan seterusnya sampai yang memberikan hadiah sudah nggak ngantri tengah lapang.
Setelah acara sebut menyebut pemberian hadiah selesai lanjottttt dengan jogedddd lagiiiii. Kali ini musik yang di putar sampe malem dan kalau nggak salah sampai jam 12-an tengah malam. Kadang musiknya yang kalem kadang yang agak rame, kalau di kita mah dangdutan kali ya. Sang gelin dan damat juga ikutan ke tengah lapang buat joged loh, tapi nggak sampe jingkrak jingkrak kayak yang laen... Tapi kalau di pikir-pikir ini orang-orang apa nggak cape ya, joged juga kan sedot tenaga dan energi sama seperti olah raga, tapi tetep aja yang joged nggak ada matinye :-D
Keesokan harinya pernikahanpun di mulai sore (sekitar bada magrib) menjelang malam di gedung tertutup (duğun salon). Sang kedua mempelai duduk di meja dan kursi yang telah di sediakan bersama-sama dengan bapak petugas catatan sipil (yang akan mengsahkan sekaligus memberikan buku keluarga pada pengantin baru) dan saksi dari masing-masing pihak. Disini cara ijab kabulnya juga cukup beda, cukup dengan menjawab "evet" (iya) dan para saksi mengiyakan juga, berarti sudah sah. Dan para hadiri tepuk tangannnnn...
Setelah ceremony "evet" selesai di lanjut dengannn.... dansa lagiii. Sang mempelai dansa duluan terus di susul dengan keluarga, kerabat dan tamu undangan yang hadir. Biasanya musik pembuka musik yang tenang, lama kelamaan mulai deh genjrang genjreng, mana volume sound systemnya langsung poll. Pokoknya setelah pernikahan selesai... ohhh damainya dunia, dan betapa berharganya telinga yang kita punya. Huwahahaha lebay dot com.
Oh ya, biasanya setiap resepsi pernikahan orang Turki jarang kita temukan makanan besar seperti di indonesia. Paling standarnya di kasih koka kola segelas dan kue pengantin yang sudah di potong oleh pengantin secara simbolis dan di bagi-bagikan ke tamu undangan saat itu juga. Jadi kalau nanti mau menghadiri pernkahan orang Turki, usahakan makan dulu di rumah, karena pihak pengundang tidak bertanggung jawab kalau anda kelaparan :-D.
Sebelum acara resepsi di tutup, biasanya acara pemberian hadiah kepada pasangan pengantin. Standarnya kalau nggak emas atau uang. Kalau koin emas, langsung di peniti-in ke baju gelin atau damat. kalau gelang emas biasanya langsung di masukkan ke tangan gelin. Kalau uang di kasih jarum pentul dan di cantronin ke baju pengantin, tapi biasanya calon pengantin pakai syal panjang khusus untuk mengaitkan uang dengan jarus pentul, kalau nggak kebayang tuh baju pengantin bolong-bolong karena banyak tusukan jarum :-D.
Well... begitu lah serba serbi menjadi pengantin ala Turki. Ada yang berminat??? Thanks for read ;-)
Back to topik... waktu itu aku berkunjung ke Ereğli untuk silaturahmi dan sekalian menghadiri pernikahan salah satu anaknya paman suami. Aku, anakku dan mertua tinggal disana sekitar dua minggu lebih. Sebelum di adakan pernikahan, malamnya di adakan "kına gecesi" (read: keuna gejesi) alias Henna night. Acara awalnya nya di mulai bada magrib menjelang malam. Kami datang siang, karena harus ikut kumpul-kumpul dan silaturahmi dulu dengan tuan rumah dan kerabat yang lainnya. Satu persatu di perkenalkan, dan aku di bawa masuk ke kamar pengantin.
Pas masuk ke kamarnya... ajeee gilee... di kamar tersebut di pajang hasil buah karya sang "gelin", jadi katanya menurut adat, gadis yang mau di nikahi harus mempersembahkan buah karyanya kepada pihak keluarga mertua. Katanya sebagai tanda bahwa gadis itu layak menjadi istri yang akan menjaga anak laki-lakinya nanti. Dan si gelin ini juga katanya minta "emas" nya dengan harga yang tinggi loh, aku sendiri nggak tahu berapa persisnya. Tapi masya Allah... melihat hasil karyanya kerudung yazma di rendain sendiri ada 50 buah, terus handuk di sulam sendiri, beberapa set taplak dan bantal kursi hasil sulaman sendiri juga.. ck... ck... ck... wanita turki gitu loh! Daku mah mending beli, ngapain di toko-toko banyak yang jual kalau nggak di beli :-P
Kita berangkat dari rumah sang "damat" (calon mempelai pria) ke rumah sang "gelin" (calon mempelai wanita), terus di jamu sebentar di rumah orang tuan sang gelin. Setelah itu, rombongan pergi ke lapangan terbuka sambil di arak-arak penabuh gendang atau di sebut "davul". Biasanya pemain musik "davul" ini ada 3 orang dan semuanya pakai rok warna merah atau genjreng dan banyak manik-manik mengkilapnya gitu... hihihi lucu pokoknya kalau lihat langsung.
(ini salah satu contoh penabuh "davul" di turki)
Setelah kita sampai di lapang kedua calon mempelai duduk di sebuah meja yang telah di sediakan, dan musik turki langsung di putar. Awalnya calon mempelai berdansa di tengah lapang, trus di susul dengan keluarga dan kerabat... dan nggak lama setelah itu beberapa orang penonton dan tamu undangan langsung masuk juga ke tengah lapang untuk dansa. Selang beberapa lagu di putar, mulai lah acara pemakaian heena pada sang gelin. Sang gelin di bawa ke tengah lapang dan duduk di kursi, semua keluarga kerabat dan teman wanita saja yang boleh mengelilingi sang gelin. Pada saat pemakaian heena, lagu tradisional turkipun berdendang, katanya lagu itu kurang lebih artinya semacam mengingatkan sang gelin akan masa-masa lajangnya dan statusnya akan berubah menjadi seorang istri.
Setelah pemakaian heena selesai, ibu-ibu atau tamu undangan yang akan memberikan hadiah untuk sang gelin langsung datang ke MC atau pembawa acara yang memandu di situ. Uniknya di sebutkan kepada umum dengan microphone siapa yang memberi hadiah dan hadiahnya berupa apa... ck... ck... ck... Misalnya: Ibu Ijah memberikan hadiah satu set panci.... Bibi Oneng memberikan hadian uang 50 lira... dan seterusnya sampai yang memberikan hadiah sudah nggak ngantri tengah lapang.
Setelah acara sebut menyebut pemberian hadiah selesai lanjottttt dengan jogedddd lagiiiii. Kali ini musik yang di putar sampe malem dan kalau nggak salah sampai jam 12-an tengah malam. Kadang musiknya yang kalem kadang yang agak rame, kalau di kita mah dangdutan kali ya. Sang gelin dan damat juga ikutan ke tengah lapang buat joged loh, tapi nggak sampe jingkrak jingkrak kayak yang laen... Tapi kalau di pikir-pikir ini orang-orang apa nggak cape ya, joged juga kan sedot tenaga dan energi sama seperti olah raga, tapi tetep aja yang joged nggak ada matinye :-D
Keesokan harinya pernikahanpun di mulai sore (sekitar bada magrib) menjelang malam di gedung tertutup (duğun salon). Sang kedua mempelai duduk di meja dan kursi yang telah di sediakan bersama-sama dengan bapak petugas catatan sipil (yang akan mengsahkan sekaligus memberikan buku keluarga pada pengantin baru) dan saksi dari masing-masing pihak. Disini cara ijab kabulnya juga cukup beda, cukup dengan menjawab "evet" (iya) dan para saksi mengiyakan juga, berarti sudah sah. Dan para hadiri tepuk tangannnnn...
Setelah ceremony "evet" selesai di lanjut dengannn.... dansa lagiii. Sang mempelai dansa duluan terus di susul dengan keluarga, kerabat dan tamu undangan yang hadir. Biasanya musik pembuka musik yang tenang, lama kelamaan mulai deh genjrang genjreng, mana volume sound systemnya langsung poll. Pokoknya setelah pernikahan selesai... ohhh damainya dunia, dan betapa berharganya telinga yang kita punya. Huwahahaha lebay dot com.
Oh ya, biasanya setiap resepsi pernikahan orang Turki jarang kita temukan makanan besar seperti di indonesia. Paling standarnya di kasih koka kola segelas dan kue pengantin yang sudah di potong oleh pengantin secara simbolis dan di bagi-bagikan ke tamu undangan saat itu juga. Jadi kalau nanti mau menghadiri pernkahan orang Turki, usahakan makan dulu di rumah, karena pihak pengundang tidak bertanggung jawab kalau anda kelaparan :-D.
Sebelum acara resepsi di tutup, biasanya acara pemberian hadiah kepada pasangan pengantin. Standarnya kalau nggak emas atau uang. Kalau koin emas, langsung di peniti-in ke baju gelin atau damat. kalau gelang emas biasanya langsung di masukkan ke tangan gelin. Kalau uang di kasih jarum pentul dan di cantronin ke baju pengantin, tapi biasanya calon pengantin pakai syal panjang khusus untuk mengaitkan uang dengan jarus pentul, kalau nggak kebayang tuh baju pengantin bolong-bolong karena banyak tusukan jarum :-D.
Well... begitu lah serba serbi menjadi pengantin ala Turki. Ada yang berminat??? Thanks for read ;-)
9 comments:
Asalamualaikum :)
mbak safiye mau tanya nih... apa aja yang musti di siapin dari turki (dokumen2) buat syarat menikah di indonesia bagi pihak cowok??
soal x sekarang sy lgi ngejalanin LDR dgn cowok turki, dan nantinya berencana untuk menikah, insyallah.
mohon info nya ya mbak???
Hei mba sya mau share info sedikit ni.
Kebetulan suami saya orng turki. Lahir di ankara. Tapi tgal di roterdam. Sementara mertua saya masih tgal d kersiher.
Saya pernah mengalami jadi pengantin ala turki 2 blan yg lalu.
Wahhh ... Tentu bukan tema kita yah. Haha
Capek nya itu.
Cuman ada 1 hal yg sya ga ngerti. Knpa ya klw dari keluarga2 suami sya yg ngasih hadiah harua d sebutkan isinya? Stlah sya tanya ternyata itu melambangkan status sosial yg ngasih kado nantinya. Dan saya dan suami juga sempat mengalami moment "sya lupa namanya".tapi d malam setelah akad, suami sya ttap d luar, sementara saya d dlam kamar pengantin dengan pakaian yg berlapis2. Suami saya d haruskan masuj ke kamar pengantin, yg tentunya banyak sekali yg menghadang. Mulai dari kerabat, hingga tetangga2 d sekitar rumah. Hingga akhirnya suami saya bisa menerobos kmar pengantin, tapi tetap setelah itu harus membantu sya yg d pakaikan baju berlapis2. Lucu memang..
Hallo juga mba yang ada di Roterdam, salam kenal juga. Wahhh, seru banget pengalamannya mba ;-). Kalau disini aku sering lihat, pasangan yang sudah menikah, si pengatin laki-lakinya pas mau masuk mobil atau masuk rumah, pasukan arak-arakan (teman, keluarga) pada nepak/mukulin leher pundak belakang si pengantin laki-laki itu. wallahu alam itu apalagi artinya... hihihiii ada ada aja ya :-D
Asalamualaikum :)
mba infonya sangat bermanfaat, saat ini saya juga sedang berhubungan sama orng turki dan berencana utk menikah bulan Januari tapi di turki. Kira2 dokument apa yg harus saya siapkan ?
thanks
Ngakak.....ribet amat yaaa... nice sharing Mbak... ;)
Ya Allah... bingung gueeeee....
Ama orang lampung apa orang turki yee
Nya he eh atuh teh, saya mah apa atuh... Hhe
Mba boleh minta nomor hp.a??
Terimakasih, artikelnya sangat bermanfaat sekali. Jangan lupa untuk mengunjungi website kami di Toko Pakaian Mayoret
Post a Comment