Tuesday 9 March 2010

Mengurus surat izin tinggal di turki (Resident Permit Card)

Alhamdulillah... akhirnya kemaren tanggal 9 maret aku sudah membayar buat izin tinggal ku di Turki, minggu depan tinggal ngambil. Tapi sayangnya izin tinggalku sekarang cuman 6 bulan, padahal aku sudah bilang sama suami setahun aja, tapi karena beberapa "hal" yang nggak di duga di keluarga suami jadinya kudu ngalah dah.. emhhh. Bukan masalah uangnya tapi soalnya males aja harus ngurus lagi ke kantornya trus suruh apply lagi. Cape deh!!! Sabar... sabar...

Buat bayar izin tinggal 6 bulan aku tadi bayar 336,85 TL (turkish lira) kalau untuk setahun katanya sekitar 700 TL-an, naek euy katanya dari tahun ke tahun. Tahun kemaren aku buat izin tinggal setahun sekitar 600-an sekarang naik seratus bow. Persyaratannya yang di ajukan:
1. Paspor asli dan fotokopi (bagian foto identitas dan visa)
2. Foto yang mengajukan (kita) 3 buah ukuran 4x6
3. Foto suami 1 buah (4x6)
4. Fotocopy atau menunjukkan KTP Turki milik suami trus ngisi formulir untuk membuat residence permit (IKAMET) dari petugas Yabancı Subesi (kantor polisi urusan keimigrasian) jangan lupa di tanda tangani.

Alhamdulillah petugasnya cukup koperatif dan nggak berbelit belit, padahal aku ngurus sendiri tanpa kehadiran suami dengan bahasa turkçe ku yang terbatas. Sebetulnya aku mengajukan permohonannya hari seninnya tanggal 8 maret, tapi karena sudah jam 4 jadi bagian kasa sudah tutup sedangkan untuk pembayaran harus ke bagian kasa dulu. Akhirnya kata petugas nggak apa-apa besok aja bayarnya nanti tanda buktinya bawa kesini lagi, gitu katanya.

Nah, dan pas besoknya aku mau ngasih tanda bukti pembayaran saat itu banyak juga yang ngantri beberapa bule dari negara lain. Eh, salah satu petugas ada yang langsung lihat aku dan dia nanya "ada keperluan apa?" aku bilang "aku sudah bayar dan mau ngasih tanda bukti pembayaran saja". Saat itu langsung dia ngasih isyarat untuk memberikan bukti pembaran itu sama dia, ya langsung aku kasih padahal saat itu ada 3 bule yang nunggu di mejanya. Trus sambil melangkah ke meja lain dia nanya "dari Indonesia kan?", aku jawab iya.

Nggak lama dia langsung ambil berkas yang kemarin aku ajukan dan langsung kasih kertas kecil, minggu depan datang kesini lagi ya dan ambil Ikamet-nya. Aku jawab "tamam", ok deh... langsung aku ambil kertas kecil dari pak petugas dan langsung keluar gedung. Masya Allah, coba di Indonesia juga gitu ya. Nyaman banget rasanya ketika mau berurusan dengan birokrasi yang ribet tapi di permudah, tapi di kita koq terbalik ya kalau ada yang mudah kenapa nggak di persulit :-D peace ah (hanya untuk oknum2nya sajah). Padahal aku  juga tetap cinta Indonesia loh ;-). Seminggu kemudian aku datang dan buku ikametku (residence permit book) sudah bisa di ambil.


Jadi teringat aja saat mengurus izin tinggal suami di Indonesia, ada beberapa hal yang membuat aku eneg aja. Dan kayaknya nggak perlu di ceritain detail. Cukup untuk menjadi hikmah saja dan ambil pelajarannya ;-)